Monolog: “Fomototo Login dan Dunia yang Akhirnya Diam”
Monolog: “Fomototo Login dan Dunia yang Akhirnya Diam”
Blog Article
(lampu sorot menyala pelan. Seorang tokoh berdiri sendiri di tengah panggung. Ia menghela napas, lalu menatap penonton)
Pernah gak sih...
Kalian ngerasa dunia ini kayak grup WhatsApp keluarga yang gak pernah berhenti bunyi?
Setiap hari, bangun tidur disambut notifikasi.
Buka Instagram, semua orang kayaknya sukses.
LinkedIn? Semua orang naik jabatan.
TikTok? Semua orang joget sambil kaya.
Terus...
gue buka laptop.
Lihat jam.
Tanya ke diri sendiri:
“Apa gue terlalu lambat?”
(ia duduk. Lampu mengecil. Musik latar halus terdengar.)
“Gue Cuma Mau Sesuatu yang Gak Nuntut”
Hari itu, gue gak buka e-wallet.
Gak buka berita politik.
Gak buka DM yang belum dibales tiga hari.
Gue buka browser.
Ngetik satu hal aneh yang kemarin temen gue sebut sambil setengah tidur:
(senyum kecil di wajahnya)
Gue gak tahu kenapa...
Tapi saat masuk ke situs itu,
gue merasa kayak nemu… ruang tunggu di kepala sendiri.
Gak ada komentar.
Gak ada notifikasi.
Cuma warna-warna...
dan ketenangan yang lama banget gak gue temuin.
“Ternyata yang Gue Cari Bukan Jawaban... Tapi Hening”
Lo tahu gak rasanya?
Saat dunia gak nanya lo mau jadi apa.
Saat gak ada yang bilang “lo harus produktif.”
Saat gak ada timer.
Gak ada ranking.
Gak ada orang banding-bandingin hidup lo.
Cuma lo. Dan puzzle kecil.
Yang lo susun, bukan karena harus menang.
Tapi karena itu rasanya... bener aja.
“Fomototo Login Bukan Solusi Hidup. Tapi Kadang... Itu Cukup.”
(lampu perlahan terang kembali. Ia berdiri, memandang ke arah penonton, seolah bicara pada diri sendiri.)
Gue masih belum tahu mau jadi apa.
Masih sering ragu.
Masih suka takut gagal.
Tapi sekarang, setiap kali dunia mulai terlalu ramai,
gue tahu ke mana harus pergi duluan:
fomototo login
Sebelum login ke dunia nyata lagi.
(lampu mati. Sunyi.)
Report this page